Sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, selama 2 (dua) hari, tepatnya tanggal 29 dan 30 November 2023, Relawan Desa di Kabupaten Gresik mengikuti Kegiatan Pengembangan Kapasitas Tim Reaksi Cepat Bencana Kabupaten Gresik yang diselenggarakan BPBD Kabupaten Gresik di Gedung Nasional Indonesia (GNI).
Kegiatan yang menghadirkan narasumber dari SATPOLAIRUD POLRES GRESIK dan BPBD PROVINSI JAWA TIMUR ini, bertujuan untuk meningkatkan respons relawan saat terjadi bencana / musibah di wilayah Kabupaten Gresik, yang pada akhirnya, mampu menurunkan risiko kerusakan dan kehilangan harta benda dan kehilangan jiwa akibat bencana. Karena kita tidak bisa menghindari datangnya bencana. Yang bisa kita lakukan adalah menurunkan / meminimalkan kerugian akibat bencana. Selain itu, dengan Kegiatan ini, Relawan Desa mampu menyampaikan informasi kejadian bencana kepada Pemerintah Kabupaten Gresik melalui BPBD Kab. Gresik, dengan lebih cepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Di hari pertama, relawan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pertolongan di perairan dari SATPOLAIR POLRES GRESIK. Pada sesi ini, pemateri memberikan pemahaman dan pengenalan tentang beberapa peralatan yang digunakan, cara penyelamatan korban, serta prosedur yang harus dijalankan saat mengetahui terjadinya musibah di perairan.
Pada Hari kedua, relawan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang definisi bencana, bagaimana memberikan info awal kepada BPBD Kab. Gresik serta cara melakukan kaji cepat suatu kejadian bencana. Selain itu, relawan juga mendapatkan pemahaman tentang alur informasi kejadian bencana, mulai dari info awal sampai menjadi sebuah Laporan kejadian bencana serta publikasi informasi kejadian bencana kepada masyarakat, melalui Sosial Media dan Website BPBD Kab. Gresik.
Diharapkan dengan kegiatan ini, sinergi antara Pemerintah dan Masyarakat dapat terjalin lebih baik lagi. Yang pada akhirnya upaya Pemerintah dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Gresik, dapat dilakukan lebih baik, dan kerugian harta benda maupun nyawa akibat bencana, mampu diminimalisir.